Rabu, 26 Juni 2013

Mengungkap kesesatan aqidah syi’ah rafidhah (secara singkat)

Mengungkap kesesatan aqidah syi’ah rafidhah
Karya : Syaikh Abdullah bin Muhammad
Artikel ini disingkat dan tidak mengubah isinya, tujuannya untuk memberi pemahaman kepada yang belum tahu aliran Syi’ah.

Sejarah singkat lahirnya syi’ah rafidhah
Syi'ah lahir sejak masa kekhalifahan Ali bin Abi Thalib radhiyallaahu ‘anhu dan dipelopori oleh seorang Yahudi bernama Abdullah bin Saba', ia mengaku sebagai seorang muslim, mencintai ahli Bait dan berlebihan dalam menyanjung Ali bin Abi Thalib radhiyallaahu ‘anhu, dan pada akhirnya ia mengangkatnya sampai ketingkat ketuhanan.
Kemudian Syi'ah berkembang biak menjadi berpuluh-puluh sekte, dengan berbagai macam idiologi yang mereka ada-adakan dengan akal pikiran mereka sendiri.
dinamakan Rafidhah karena mereka menolak keimanan Abu Bakar dan Umar radhiyallaahu ‘anhuma. Dan dalam pendapat lain karena mereka menolak agama.
Beberapa 'Aqidah Mereka
  1. 'Aqidah Bada' yaitu meyakini bahwa Allah Ta’ala tidak mengetahui sesuatu sebelum terjadi. Mereka mengatakan tidaklah Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam di utus kecuali diperintahkan untuk mengharamkan khamr dan menetapkan sifat bada'. Bagaimana mungkin mereka menisbatkan ketidak tahuan bagi Allah Ta’ala padahal mereka meyakini imam-imam mereka mengetahui sesuatu yang tersembunyi?.
  2. Bekeyakinan bahwa Allah Ta’ala berjism (bertubuh seperti makhluk).
  3. Meniadakan sebagian dari sifat-sifat Allah subhaanahu wata’aala
  4. Mengatakan bahwa al Qur'an adalah makhluk. Dan mengingkari akan melihat wujud Allah Ta’ala di akhirat dengan mata kepala, bahkan mereka mengatakan, barang siapa yang menisbatkan kepada Allah Ta’ala sebagian sifat, seperti sifat Allah  Ta’ala dapat dilihat, maka ia dihukumi murtad.
  5. Mayoritas ahli hadits Syi'ah berrkeyakinan adanya perubahan dalam al Qur'an. Abu Ja'far berkata : "Barang siapa yang mengaku telah mengumpulkan al Qur'an dan membukukan seluruh isinya sebagaimana yang diturunkan oleh Allah Ta’aka, maka sesungguhnya ia seorang pendusta. Tidak ada yang mengumpulkan dan yang menghafalkannya sebagaimana yang diturunkan Allah Ta’ala, melainkan Ali bin Abi Thalib radhiyallaahu ‘anhu dan para imam sesudahnya."
Jadi pada hakekatnya mereka memiliki 2 al Qur'an, yaitu al Qur'an yang maklum dan al Qur'an yang khusus bagi mereka, yang diantara isinya terdapat surat al Wilayah.
  1. Aqidah mereka juga berpijak diatas pencacian, pencelaan dan pengkafiran terhadap para Sahabat Nabig.
Al Majlisi menyebutkan dalam bukunya bahwa Ali bin Husain berkata kepada budaknya : "Bagiku atas kamu hak pelayanan, ceritakan kepadaku tentang Abu Bakar dan Umar? Maka ia menjawab : “Mereka berdua adalah kafir, dan orang yang cinta kepada keduanya termasuk kafir juga.”
Mereka juga mengatakan bahwa semua sahabat sepeninggal Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam keluar dari islam kecuali tiga. Yaitu: al Miqdad bin Aswad, Abu Dzar al Ghifari dan Salman al Farisi.
Tidak sampai itu, mereka juga melaknat dua Sahabat nabi yang sangat mereka benci, yaitu Abu Bakar dan Umar radhiyallaahu ‘anhuma. Bahkan mendo'akan keburukan kepada keduanya dengan menamakan do'a dua patung Qurasy. [1]
[1] kutipan dari do'anya : "Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, ya Allah berikanlah shalawat kepada Nabi Muhammad dan keluarganya, ya Allah laknatilah dua patung Qurasy, dua thaghut dan jibtnya dua pendusta dan pembohoongnya dan kedua anak perempuannya (maksudnya : 'Aisyah dan Hafshah), karena mereka telah mengingkari perintah-Mu, mendustakan wahyu-Mu, tidak mensyukuri nikmat-nikmat-Mu, bermaksiat kepada utusan-Mu, memutar balik agama-Mu, mengubah kitab-Mu, mencintai musuh-musuh-Mu, mengingkari nikmat-nikmat-Mu, meninggalkan hukum-hukum-Mu, membaalkan dan mengabaikan kewajiban-kewajiban-Mu, mengkufuri ayat-ayat-Mu, memusuhi kekasih-Mu, berwala' kepada musuh-musuh-Mu, memerangi negara-negara-Mu dan membinasakan hamba-hamba-Mu…
  1. Syi'ah Rafidhah mengaku bahwa para imam mereka ma'shum (terjaga dari kesalahan dan dosa) serta mengetahui hal-hal yang ghaib. Bahkan mereka lebih utama derajatnya dari pada para Nabi dan para Rasul.
  2. Mereka juga meyakini aqidah raj'ah, yaitu keyakinan hidup kembali setelah kematian sebelum hari kiamat. Kemudian 'aqidah raj'ah ini mengalami perkembangan yang sangat cepat sehingga mereka mengatakan bahwa semua orang Syi'ah bersama para imamnya, musuh-musuhnya dan para pemimpinnya akan dihidupkan kembali. Dan pada akhirnya aqidah ini dijadikan sebagai sarana yang dipergunakan kelompok Saba'iyyah (masih sekte Syi'ah) untuk mengingkari hari Kiamat.
  3. Memperbolehkan untuk Taqiyah, yaitu: Suatu ucapan atau perbuatan yang dilakukan tidak sesuai dengan keyakinan, untuk menghindari bahaya yang mengancam jiwa, harta, atau untuk menjaga kehormatan.

Sebagaimana kedustaan mereka terhadap Rasulullahn, mereka berangapan bahwa Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam juga pernah bertaqiyah tatkala beliau menshalati Abdullah bin Ubay (gembong munafik), kemudian Umar radhiyallaahu ‘anhu berkata kepada beliau tantang larangan Allah untuk menshalati orang munafik, maka beliau menjawab : “Celakalah engkau, tahukah engkau apa yang saya baca? Sesungguhnya aku mengucapkan: “Ya Allah, isilah mulutnya dengan api dan penuhilah kuburannya dengan api dan masukkan dia dalam api.”
  1. Mereka juga meyakini, bahwa tanah kuburan Husain radhiyallaahu ‘anhu sangat berbarakah. Mereka menamakannya dengan istilah "ath Thinah." Mereka mengatakan bahwa tanah kuburan Husain adalah obat untuk segala penyakit, ia adalah obat yang paling agung.
  2. Aqidah Rafidhah juga berpijak pada penghalalan harta dan jiwa ahli Sunnah wal Jama'ah. Lebih daripada itu, mereka juga beranggapan bahwa kekufuran ahli Sunnah lebih besar dari pada kekufuran orang-orang Yahudi dan Nashrani, dikarenakan orang-orang Yahudi dan Nashrani memang kafir asli, sedangkan ahli Sunnah, mereka adalah murtad dari islam.
Oleh sebab itu, orang-orang Rafidhah membantu orang-orang kafir didalam peperangan melawan orang-orang islam sebagaimana yang disaksikan oleh sejarah.
  1. Mereka meyakini bahwa nikah Mut'ah adalah bagian dari agama. Maka barang siapa yang mengamalkannya berarti ia telah mengamalkan agama, dan barangsiapa yang mengingkarinya berarti ia mengingkari agama, dan anak yang dilahirkan dari hasil perkawinan mut'ah lebih utama daripada anak yang dilahirkan melalui nikah yang tetap. Dan yang mengingkari nikah mut'ah adalah kafir dan murtad.
Mereka berdalil dengan firman Allah: QS an Nisaa' : 24
Mereka tidak berhenti sampai di situ, bahkan mereka memperbolehkan mendatangi istri pada duburnya (anus). (na’udzubillaahi min dzaalik)
  1. Orang-orang Syi'ah Rafidhah juga mempunyai tanah haram, sebagaimana Makkah dan Madinah bagi kaum Muslimin. Tanah haram yang suci menurut mereka adalah Kufah, Karbala dan Qum. Tanah Karbala menurut orang-orang Syi'ah lebih utama daripada Ka'bah.
  2. Menjadikan sepuluh hari pertama sebagai upacara dan ratapan untuk mengenang kematian Husain radhiyallaahu ‘anhu, dengan keyakinan bahwa ini merupakan sarana pendekatan kepada Allah dan merupakan ajaran dari syiar islam.
  3. Meyakini tentang Lauhul Fathimah, yaitu dakwaan mereka bahwa Jibril turun kepada Fathimah untuk menyampaikan wahyu kepadanya.
  4. Rafidhah beranggapan bahwa seluruh pemerintahan selain pemerintahan imam mereka yang jumlahnya 12 dianggap tidak sah dan batal. Salah seorang mereka berkomentar kepada tiga khalifah Abu Bakar, Umar dan Utsman radhiyallaahu ‘anhum: “Bahwa mereka adalah para perampok kekuasaan, pengkhianat, dan murtad dari agamanya, semoga laknat Allah kepada mereka, dan orang-orang yang mengikutinya, dikarenakan kedzaliman yang dilakukannya kepada keuarga Nabi dari generasi pertama dan sesudahnya."

Mereka juga beranggapan bahwa siapa saja yang berhukum dengan putusan yang telah diberikan selain dari golongan mereka, berarti ia telah menerima keputusannya taghut, walaupun keputusannya benar berdasarkan al Qur'an dan as Sunnah ataukah salah.
 Sisi Kesamaan Yahudi dan Rafidhah.
Yahudi
Rafidhah
Yang layak memimpin kekuasaan adalah keluarga Daud ‘alaihissalam
Yang layak memimpin kekuasaan adalah keturunan Ali bin Abi Thalib radhiyallaahu ‘anhu (ahli bait).
Tak ada Jihad di jalan Allah sehingga al Masih ad Dajjal keluar dan pedang turun ditangan.
Tidak ada Jihad dijalan Allah sehingga sehingga Imam Mahdi (imam kedua belas mereka) keluar dan ada yang mengomandokan dari langit.
Mengakhirkan shalat sampai munculnya bintang-bintang.
Mengakhirkan shalat Maghrib sampai munculnya bintang-bintang. (sedangkan hadits Rasulullahn mengingkari akan hal itu).[1]
Memutar balikkan isi kandungan Taurat
Memutar balikkan isi kandungan al Qur'an.
Tidak berpendapat bolehnya mengusap al khuf (sepatu slop) saat berwudlu'.
Tidak berpendapat tentang bolehnya mengusap al khuf saat berwudlu'.
Membenci Malaikat Jibril ‘alaihissalam. Mereka mengatakan ia musuh kami dari golongan Malaikat.
Malaikat Jibril ‘alaihissalam salah alamat dan berkhianat ketika menyampaikan wahyu kepada Muhammad, yang seharusnya orang yang berhak membawa risalah ini adalah Ali bin Abi Thalib.

Akan tetapi orang-orang Yahudi dan Nashrani memiliki keistimewaan yang tidak dimiliki oleh orang-orang Rafidhah, yaitu :
  1. Apabila orang-orang Yahudi ditanya tentang siapa tentang siapa sebaik-baik pemeluk agama kalian? Mereka menjawab para Sahabat Nabi Musa ‘alaihissalam.
  2. Apabila orang-orang Nashrani ditanya siapa sebaik-baik pemeluk agama kalian? Mereka akan menjawab : "para sahabat setia Nabi Isa ‘alaihissalam.
Tetapi, jika orang-orang Rafidhah ditanya tentang siapa yang paling buruk dari pemeluk agama kalian? Mereka akan menjawab : para sahabat Muhammad.

Demikianlah kebohongan-kebohongan Syi'ah terhadap Allah dan Rasul-Nya. Mereka menyembunyikan permusuhan dan kebencian kepada kita, mereka bahu membahu dengan orang-orang Yahudi untuk menghancurkan kita, karena mereka menganggap kafir orang yang tidak berada dalam golongannya. Syaikhul Islam rahimahullah berkata : "Orang-orang Syi'ah tidak berinteraksi kepada seseorang melainkan ia menggunakan kemunafikannya, karena agama yang mereka yakini agama yang rusak, mendorong untuk berbuat kebohongan, pengkhianatan, penipuan terhadap orang, dan selalu mengharapkan keburukan kepada orang, mereka tidak henti-hentinya menimbulkan kemudharatan, tidak meninggalkan keburukan selama mampu melakukannya, mereka dibenci oleh orang yang belum mengenalnya, meskipun orang tersebut tidak mengetahui dia adalah orang Syi'ah, disebabkan tanda-tanda kemunafikannya nampak dimuka mereka, dan kesalahan yang banyak dalam ucapannya."

  



[1] Hadits itu ialah sabda Rasulullah : لا تزال أمتى على فطرة مالم يؤخروا المغرب إلى اشتباك النجوم.  
   "Ummatku masih dalam keadaan fitrah, selama tidak mengakhirkan shalat Maghrib sampai munculnya bintang-bintang." (HR Ahmad 4/147, 5/417, 422 dan Abu Daud 4/8 serta Ibnu Majjah dalam az Zawaid dengan sanad hasan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar